Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2019

Benarkah Rasul Menerapkan Syariat Islam dengan Jihad?

Gambar
Agama dapat dikatakan sebagai kekuatan paling dahsyat dan berpengaruh di muka bumi ini. Sepanjang sejarah, gagasan dan komitmen keagamaan telah mengilhami individu dan kaum beriman menanggalkan semua kepentingan pribadi yang sempit demi tercapainya nilai dan kebenaran yang lebih tinggi. Menurut Sartre, terkadang tindakan kekerasan dapat dianggap suatu kebaikan justru karena adanya asumsi bahwa penggunaan kekerasan merupakan salah satu metode pencapaian tujuan luhur, maka tidak aneh kalau naluri agresif manusia terkadang tumbuh subur di bawah nauangan agama. Karen Armstrong berpendapat, hampir semua agama memiliki sejarah peperangan. Ia telah ada dan berlangsung dalam waktu lama dan di hampir seluruh kawasan dunia. Fakta sejarah menunjukkan bahwa pertumpahan darah lekat dengan kehidupan umat bergama, tak terkecuali umat Islam. Salah satu kata yang sering dikatakan umat Islam akhir-akhir ini adalah kata Jihad. Kata jihad banyak disebut dalam al-Qur’an dan Hadis. Al-Qur’an m

Benarkah Allah Menjanjikan Kembalinya Khilafah?

Gambar
Belakangan ini kembali para pendukung khilafah mengelabui publik dengan mengklaim bahwa “Kembalinya khilafah sebagai wujud kekuasaan umat Islam merupakan janji Allah SWT dalam QS an-Nur ayat 55: “ Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal yang saleh bahwa Dia sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi… ” Bahkan ada dari kalangan mereka yang berani mengklaim siapa yang tidak percaya dengan janji Allah akan kedatangan kembali Khilafah telah murtad. Benarkah klaim Pro-Khilafah ini? Kajian komparasi sejumlah kitab tafsir klasik dan kontemporer nyata-nyata menunjukkan bahwa pemahaman mereka KELIRU BESAR. Kita mulai dengan asbabun nuzul ayat ini. Tafsir al-Munir karya Syekh  Wahbah az-Zuhayli  menyebutkan: Ketika  Rasulullah  Saw bersama para sahabatnya sampai ke Madinah, dan disambut serta dijamin keperluan hidupnya oleh kaum Ansar, mereka tidak melepaskan senjatanya siang dan malam, karena selalu diincar oleh kaum

Sembuhkan Dunia dengan Perdamaian

Gambar
Tentang perdamaian, ingatan saya seolah kembali pada tahun 2010 silam. Kala itu, untuk pertama kalinya saya mendengar sebuah lagu yang terdengar enak di telinga. Tidak hanya karena alunan nada musiknya yang mendayu-dayu, tetapi juga liriknya yang sangat menyentuh hati. Lagu tersebut berjudul  Heal the World,  dinyanyikan oleh penyanyi pop kelas dunia, mendiang Michael Jackson. Yang masih saya hafal sampai sekarang dari lirik lagu tersebut adalah bagian  reff -nya.  “Heal the world. Make it a better place. For you and for me and the entire human race. There are people dying, if we care enough for the living. Make it a better place for you and for me.” Jika diartikan, lirik tersebut lebih kurang bermakna seperti berikut; “Sembuhkan dunia! Jadikan (dunia) tempat yang lebih baik. Untukmu, untukku, dan semua ras manusia. Ada banyak orang yang mati, jika kamu benar-benar peduli dengan kehidupan, jadikanlah dunia tempat yang lebih baik untukmu dan untukku.” Lagu itu menjadi

Memenuhi Ruang Publik dengan Kedamaian

Gambar
Ruang publik kita belakangan ini sering dipenuhi dengan berbagai hal yang bernuansa kekerasan. Tak terbatas pada kehidupan nyata, di ranah dunia daring pun sering dijumpai interaksi konfliktual. Kedamaian di negeri tercinta selalu dipertaruhkan dengan adanya propaganda konflik yang tanpa henti. Mulai dari kerusuhan bernuansa etnis di Papua hingga unjuk rasa berujung ricuh di sejumlah kota, seolah-olah kekerasan menjelma virus yang menjangkiti banyak pihak. Belum lagi ditambah dengan adanya serangan terhadap pejabat negara, serta fakta segelintir orang yang diamankan aparat keamanan karena dugaan keterlibatan aksi terorisme. Menganalogikan dengan istilah medis, guna menangkal penyebaran virus kekerasan, gerakan perdamaian mesti digalakkan untuk mempertebal imunitas masyarakat. Ajakan pada perdamaian harus digencarkan hingga menjadi viral dan memengaruhi masyarakat secara luas guna menangkal segelintir pihak yang cenderung pada kekerasan. Dalam rangka menguatkan budaya perda

Indonesia di Ujung Jari Kita

Gambar
Indonesia kini banyak yang berusaha memecah belah, dengan hoaks dan ujaran kebencian. Negeri berjuluk “Sepotong surga yang Tuhan turunkan ke dunia” itu bernama Indonesia. Negeri yang sangat indah dan kaya raya. Sumber daya alamnya melimpah ruah di darat maupun di laut. Negeri dengan mega  biodiversity  terbesar kedua di dunia setelah Brazil. Indonesia merupakan negara bahari dan kepulauan terbesar di dunia. Garis pantainya  terpanjang kedua di dunia (99.149 km). Wilayah Indonesia didominasi laut yakni 5,8 juta km2  (75 persen dari total luas wilayah). Adapun luas daratnya adalah 1,9 juta km2 (25 persen dari total luas wilayah). Indonesia memiliki 17.504 pulau yang  terdaftar di PBB. Dari jumlah tersebut, yang  sudah bernama dan berkoordinat 14.572 pulau. Sebagai negara ber-Bhinneka Tunggal Ika, Indonesia dihuni oleh 1.331 kelompok suku (data Badan Pusat Statistik, Sensus Penduduk 2010). Mereka berbicara dalam 652 bahasa daerah yang berbeda (data dari Badan Bahasa). P

Status Indonesia sebagai Negeri Islam dalam Kajian Fiqih

Gambar
Indonesia sebagai negeri yang besar telah melalui perjalanan sejarah yang sarat tantangan, internal dan eksternal, atau kombinasi dari keduanya. Salah satu tantangan itu adalah gerakan transnasional Hizbut Tahrir atau Party of Liberation, organisasi politik yang mempropagandakan negara Khilafah Islam di alam modern ini.  Propaganda yang juga sering dikobarkan adalah ‘Indonesia negeri kafir’, yang tentu sangat mengusik kehidupan berbangsa dan bernegara. Dalam ekspresi yang lebih ekstrem, propaganda pengusik kedamaian ini nyaris persis dengan doktrin organisasi teroris yang berkembang di Indonesia, yang terbaru semacam Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Santoso (tewas), Mujahidin Indonesia Barat (MIB) pimpinan Bachrun Naim (kabarnya tewas di Suriah), dan Jamaah Ansharud Daulah (JAD) pimpinan Aman Abdurrahman (mendekam di Lapas Nusakambangan), yang semuanya berafiliasi kepada Islamic State of Iraq and Suriah (ISIS), organisasi teroris dunia paling populer.  Namun

Tiga Karakter Kepemimpinan Rasulullah

Gambar
Sesuai konten salah satu buku terakhir karya ayahanda kami, tema pertama yang tertulis dalam buku tersebut adalah “The Prophet Muhammad ﷺ as A Model Leader” (Nabi Muhammad ﷺ sebagai contoh seorang pemimpin). Mengkaji tema pertama dalam buku ini, seolah mendapat siraman kesejukan di tengah dahaga masa penantian akan seorang pemimpin yang penuh keteladanan. Dari tema ini ada beberapa point penting yang patut digarisbawahi. Ada perbedaan istilah   plurality of religions   (pluralitas agama) dan   religious pluralism   (pluralisme agama). Islam mengakui adanya pluralitas agama, namun tidak mengakui pluralisme agama. Pertama,   a leader obviously must prioritize the needs of his society over his own , seorang pemimpin hendaknya mendahulukan kepentingan masyarakatnya diatas kepentingan pribadinya. Nabi Muhammad telah mencontohkan poin pertama ini saat beliau melakukan hijrah ke Madinah bersama Abu Bakar ra. dan dua orang lainnya, yaitu Amir bin Fuhairah (budak Abu Bakar) dan Abd

Berita Bohong dan Larangan Bagi Umat Islam Menyebarkannya

Gambar
Allah SWT telah mewanti-wanti umat Islam untuk tidak gegabah dalam membenarkan sebuah berita yang disampaikan oleh orang-orang fasik yang termasuk di dalamnya orang-orang yang belum diketahui secara jelas sikap dan perilaku (kejujuran)-nya. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَىٰ مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ “Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, Maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu. (QS al-Hujurat:6) Syeikh Thahir ibn Asyur, ahli tafsir kenamaan asal Tunisia, dalam kitabnya berjudul tafsir at-tahrir wa at-tanwir, dalam menafsirkan ayat di atas memberikan sebuah penjelasan bahwa ayat ini menegaskan kepada umat Islam agar berhati-hati dalam menerima laporan atau berita seseorang yang tidak diketahui a

Kehidupan Islami di Negara Pancasila

Gambar
Mungkinkah kehidupan islami bisa terselenggara di negara Indonesia yang berdasarkan Pancasila? Mungkin bagi sebagian kalangan mengatakan tidak. Namun, bagi pakar Al-Qur’an KH Ahsin Sakho Muhammad, sangat mungkin.  “Kehidupan islami itu apa? Islam itu luas sekali berkaitan dengan unsur-unsur kemasyarakatan, kepribadian,” katanya.  Bagi Kiai Ahsin, seseorang yang mengerjakan shalat lima waktu tanpa alfa, akhlaknya bagus, tidak menyakiti orang lain; sudah mempraktikan yang islami di manapun dia berada, di negara apa saja hukumnya.  Paling tidak, hukum yang berlaku di Indonesia memperbolehkankan syariat Islam dijalankan, memfasilitasi ibadah haji, zakat, tidak melarang puasa, ada pendidikan Islam, ada perbankan sayariah, dan lain-lain. Umat Islam di Indonesia boleh menjalankan setiap syariatnya.  Kalaupun ada konsep yang tidak cocok dengan hukum di Indonesia sebaiknya umat Islam memperbaiki ketidakcocokannya itu, misalnya ketidakadilan; bagaimana supaya menciptakan

Kenapa Islam Menganjurkan Perdamaian, Bukan Peperangan

Gambar
Perdamaian merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Maka untuk mencapai kedamaian tersebut ibnu khaldun di dalam Mukaddimahnya menyebutkan bahwa setiap manusia harus menjalin hubungan yang harmonis dengan yang lain. Karena Manusia pada hakikatnya adalah makhluk yang senantiasa melakukan interaksi. Bahkan menurut Wahiduddin Khan di dalam bukunya  The Ideology of Peace  menyatakan bahwa perdamaian merupakan tanda dari eksistensi manusia itu sendiri. Selain dipicu dari instrinsik diri manusia, nilai-nilai perdamaian juga dapat ditemukan dan diinspirasi dalam pandangan-pandangan keagamaan dan kemasyarakatan. Seperti halnya Islam adalah agama perdamaian. Banyak alasan untuk menyatakan bahwa Islam adalah agama perdamaian. Dan dalam hal ini Zuhairi Misrawi setidaknya telah memberikan 3 alasan di dalam bukunya  Al-Qur’an Kitab Toleransi. Pertama ; Tuhan adalah maha damai, karena salah satu nama-nama Tuhan di dalam al-asma al-husna, yaitu al-sallam (yang maha damai). Kedua  pe