Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2019

Nabi Muhammad SAW dan Bid‘ah Sahabatnya dalam Shahih Bukhari

Gambar
Bid’ah ada dua macam: bid’ah terpuji dan bid’ah tercela. Bid’ah terpuji atau populer dengan sebutan bid’ah hasanah adalah setiap perbuatan baru yang tidak bertentangan dengan syariat. Meskipun Nabi Muhammad SAW tidak pernah melakukan, tapi bukan berarti tidak boleh dilakukan. Sementara bid’ah tercela adalah setiap perbuatan baru yang bertentangan dengan syariat Islam.  Sebagian orang menolak pembagian bid’ah ini karena mereka memahami bahwa setiap bid’ah adalah sesat. Dengan logika demikian, setiap hal yang tidak dilakukan Rasulullah terutama yang berkaitan dengan urusan ibadah, dianggap salah dan bid’ah.  Namun, kalau melihat sejarah Rasulullah dan sahabatnya, ada beberapa fakta yang menunjukkan bahwa Rasulullah pun dalam beberapa hal mengamini “bid’ah” yang dilakukan oleh sahabat, termasuk dalam ibadah sekali pun. Misalnya, Shahih Al-Bukhari menyebutkan:  عن رفاعة بن رافع رضي الله عنه قال: كنا يومًا نصلي وراء النبي صلى الله عليه وآله وسلم فلما رفع رأسه من الركعة

Yang Membid'ahkan Maulidan dan Tahlilan Biasanya Tak Pernah Ngaji

Gambar
Indonesia dikenal sebagai negara dengan penganut Islam berhaluan Ahlussunnah wal Jamaah terbanyak di dunia. Sehingga seringkali ditemui beragam amaliyah dilakukan masyarakat, seperti maulidan, shalawatan, tahlilan, peringatan haul, dan amaliyah lainnya.    Namun, pada akhir-akhir ini semakin banyak orang-orang yang sering membid’ahkan amaliyah-amaliyah tersebut. Terhadap fenomena ini, KH Ahmad Mustofa Bisri mengatakan bahwa orang-orang semacam itu biasanya tidak pernah mengaji.     “Orang-orang kan selalu membicarakan kalau tidak sudut fiqih, sudut hukum. Itu ya karena mereka tidak mengaji saja,” ujarnya, Sabtu (2/11). Pengasuh pesantren Raudlatut Thalibin Leteh, Rembang, Jawa Tengah ini melanjutkan, dengan adanya amaliyah-amaliyah seperti tahlilan, maulidan, masyarakat bisa mengingat Allah dan Rasul-Nya.    “Tahlilan dibilang bid'ah. Itu dia tidak ingat. Orang desa bisa ingat Allah itu karena tradisi-tradisi seperti tahlilan. Kalau ini dibid'ahkan lalu o

Islam Indonesia dan Demokrasi

Gambar
Kompatibilitas Islam dan Demokrasi Keberhasilan Indonesia menyelenggarakan Pileg 1999, Pileg dan Pilpres 2004, 2009 dan 2016 secara damai merupakan tesis kuat bahwa terdapat kompatibilitas antara Islam dan demokrasi. Hal ini karena kaum Muslim menjadi partisipan aktif dalam proses politik demokrasi termasuk melalui parpol-parpol Islam dan parpol  non-Islamic oriented . Sebagai negara-bangsa Muslim terbesar di dunia, Indonesia menunjukkan kepada dunia bahwa tidak ada masalah antara Islam dan demokrasi, keduanya bisa berjalan secara beriringan. Tidak heran kalau pertumbuhan dan konsolidasi demokrasi di Indonesia menjadi titik perhatian banyak sarjana dan peneliti dari berbagai penjuru dunia. Hal ini karena berbagai penelitian dan survei tentang demokrasi di dunia Islam umumnya menyimpulkan bahwa terdapat defisit demokrasi ( democracy deficit ) di banyak negara Muslim. Sedangkan di Indonesia, relatif tidak terjadi defisit demokrasi. Memang awalnya terlihat tanda-tanda yang kur

Tiga Alasan Gus Dur Menyebut Islam Agama Demokrasi

Gambar
Konsep demokrasi menurut  Gus Dur  adalah konsekuensi logis yang dianggap sebagai salah satu dimensi dalam ajaran Islam. Berikut alasan Gus Dur menyebut Islam agama demokrasi. Pertama, Islam adalah agama hukum, dengan pengertian agama Islam berlaku bagi semua orang tanpa memandang kelas. Kedua, Islam memiliki asas permusyawaratan (amruhum syuraa bainahum), artinya adanya tradisi bersama membahas dan mengajukan pemikiran secara terbuka dan pada akhirnya diakhiri dengan kesepakatan. Ketiga, Islam selalu berpandangan memperbaiki kehidupan. Dengan tiga alasan ini, maka sejatinya islam adalah demokrasi itu sendiri. Ide demokratisasi Gus Dur muncul karena ia melihat ada kecenderungan umat Islam Indonesia menjadikan Islam sebagai “alternatif” bukannya sebagai “inspirasi” bagi kehidupan masyarakat. Di sinilah letak permasalahannya, Islam tidak bisa menyatakan sumbangannya lebih besar dan benar dari yang lainnya karena semua pihak sama. Adanya penghargaan terhadap pluralitas de