Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2018

Lima Bukti Pancasila Sesuai Syariat Islam

Gambar
Lima Bukti Pancasila Sesuai Syariat Islam BincangSyariah.Com – Akhir-akhir ini suara-suara untuk menegakkan syariat Islam secara keseluruhan kembali mencuat. Seruan ini disertai dengan usaha-usaha untuk menyebarkan ideologi kekhilafahan Islam sebagai dasar negara menggantikan Pancasila dan UUD 45. Bagi mereka, Pancasila dengan lambang burung Garudanya merupakan salah satu jenis kemusyrikan dan bahkan layak disebut thagut. Jelas pemikiran seperti ini merupakan hasil pembacaan yang nominalis, pembacaan yang fokus kepada nama, bukan semangat yang dikandung nama tersebut. Dalam Pancasila, tidak ada sila-sila yang dapat menjerumuskan ke dalam sistem kesyirikan atau ke-thagut-an. Coba perhatikan baik-baik lima sila dalam Pancasila. Semuanya merupakan pesan-pesan yang bersesuaian dengan nilai universal Islam. Bagi kita yang akrab dengan pemikiran al-Ghazali, as-Syatibi, Izzudin bin Abd Salam, al-Qaffal, Ibnu Asyur, Allal al-Fasi, ar-Raysuni dan lain-lain, ketika membandingkan semanga

Sumber-sumber Radikalisme

Gambar
Radikalisme agama dibentuk oleh pikiran radikal. Pikiran radikal menghasilkan sikap eksklusif dan intoleran. Sikap eksklusif dan intoleran pintu masuk untuk bertindak radikal, melakukan teror, dan kekerasan. Orang yang berpikir radikal dan bersikap eksklusif belum tentu bersedia melakukan tindakan radikal, kekerasan, apalagi teror. Tetapi semua teroris atas nama agama bertindak karena pikiran-pikiran radikal. Bahan baku pikiran radikal di kalangan Muslim adalah kombinasi kompleks dari bermacam-macam sumber.  Sumber pertama adalah teks-teks agama (النصوص الدينيۃ)  baik Al-Qur'an, Hadits maupun pendapat ulama  yang dijustifikasi sebagai referensi untuk berpikir dan bertindak radikal. Teks-teks ini umumnya dipahami secara harfiah, dilepaskan dari konteksnya, tidak mengikuti metodologi  istinbath , dan dilepaskan dari  'illat  (faktor) kekinian. Jika ada ayat "Bunuhlah orang-orang kafir di mana pun kalian temukan mereka," maka  tidak ada tafsir lain selain p
Gambar
Bunyi Komitmen NU pada Demokrasi Pancasila di Muktamar 1967 Mahbib,  NU Online  | Ahad, 03 Januari 2016 10:00 Ketika Pancasila telah diakui sebagai dasar negara maka setiap sistem yang di bangun di atasnya haruslah bersendikan pada dasar yang telah disepakati bersama, baik dalam politik budaya termasuk dalam demokrasi. Sejak kembali ke UUD 1945, Indonesia telah menerapkan sistem Demokrasi Terpimpin.<> Istilah ini pertama kali dilontarkan oleh Ki Hajardewantara, kemudian diterjemahkan dalam realitas oleh Bung Karno, sebagai bentuk demokrasi Indonesia. Demokrasi ini sendiri mengacu pada pasal empat Pancasila, yaitu kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan. Artinya demokrasi yang mengacu pada nilai dan cita-cita bersama bangsa ini. Sejak awal NU yang diwakili KH Saifuddin Zuhri dan KH A Syaichu menegaskan bahwa NU menerima sistem Demokrasi Terpimpin asal penekanan tetap diletakkan pada demokrasinya, bukan pada terpimpinnya. Karena tanpa adanya kepemimpina

PEMERINTAH INDONESIA SUDAH MENERAPKAN AJARAN ISLAM

Gambar
Banyak orang bilang Indonesia itu negara kafir Itu salah besar!! Pemerintah Indonesia itu sudah menerapkan ajaran-ajaran islam, dimana disini kita merasakan perdamaian antara umat beragama. Karna seperti yang Rasulullah ajarkan, bagaimana Rasulullah menyabarkan ajaran Islam dulu Rasulullah tidak pernah mengajarkan kita dengan kekerasan, singkat cerita bagaimana baiknya Rasulullah dengan orang Yahudi yang pada saat itu menjadi musuhnya, ketika Rasulullah wafat sahabat bertanya kepada istrinya Rasulullah, apakah yang selalu dikerjakan Rasulullah setiap pagi sebelum wafatnya, istrinya menjawab memberi makan seorang wanita tua Yahudi di sebrang sana, maka mendengar itu langsung lah sahabat tersebut mengerjakan seperti Rasulullah yang selalu kerjakan, sesampai disana sahabat melihat ibu tua itu buta, kemudian sahabat tersebut memberikan makan kepada sang ibu tua itu dengan menyuapinya seperti yang Rasulullah lakukan, pada saat itu sang ibu terus mengupat-mengupat Muhammad

DEMOKRASI DAN TEOLOGI KEBANGSAAN GUS DUR

Gambar
Demokrasi dan Teologi Kebangsaan Gus Dur Setiap tiba peringatan Proklamasi Kemerdekaan RI, banyak ekspresi yang dituangkan oleh masyarakat Indonesia untuk memperingati hari kemerdekaan tersebut melalui berbagai arak-arakan, lomba, dan kegiatan kreatif lain sebagai sebuah bangsa. Namun, tidak sedikit yang terus mempertanyakan arti kemerdekaan bagi bangsa Indonesia itu sendiri mengingat ketidakadilan dan kesejahteraan sosial yang masih jauh panggang dari api. Selain berbagai kegelisahan yang terus berkecamuk tentang arti kemerdekaan secara luas, ada baiknya bangsa Indonesia juga memahami mengapa kemerdekaan harus diraih dari tangan penjajah saat itu. Kesadaran ini penting mengingat rasa pilu bangsa Indonesia yang mengalami kekerasan fisik maupun psikologis akibat selama berabad-abad mengalami penjajahan.  Tak pelak kolonialisme ini juga masih menyisakan bekas terhadap mental bangsa Indonesia yang seakan terus minder terhadap kemajuan bangsa penjajah sehingga tak y

Pancasila Tidak Mengurangi Islam Kita

Gambar
Pancasila Tidak Mengurangi Islam Kita Indonesia dikenal sebagai negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Meskipun demikian, negara Indonesia bukanlah negara Islam, akan tetapi negara yang berasas Pancasila. Melalui Pancasila beragam perbedaan yang ada seperti perbedaan suku, ras, bahasa, agama, bahkan tradisi dan budaya mampu dipersatukan menjadi Bhineka Tunggal Ika. Semua tak sama, tetapi semua memiliki tujuan yang sama menjadi Indonesia. Prof Dr Kiai Said Aqil Siroj, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, dalam salah satu ceramahnya di Youtube menyatakan, Pancasila dan Islam sama sekali tidak bertentangan. Justru di dalam butir-butir Pancasila mengandung esensi ajaran Islam. Menurutnya Pancasila bukanlah agama, namun Pancasila tidak mengurangi keislaman umat Islam indonesia. Kiai yang juga pengasuh Pondok Pesantren Al-Tsaqafah, Ciganjur itu mengingatkan agar umat Islam Indonesia berkomitmen untuk menjadi warga negara Indonesia yang baik, yang ta

Ilmu Tasawuf Bukanlah Ilmu Sesat

Gambar
Gus Hayid: Ilmu Tasawuf Bukanlah Ilmu Sesat Banyaknya gempuran serta anggapan bahwa ilmu tasawuf dan praktik sufistik sebagai ilmu sesat dan bid'ah yang tak ada dasarnya dalam Al Qur'an dan Hadits membuat para mahasiswa Indonesia di Jepang gelisah. Untuk lebih memperjelas bagaimana posisi ilmu tasawuf dalam Islam, para putra terbaik bangsa yang sedang melanjutkan studinya di program master dan doktor   Institute of Technology Tokyo mengundang Pengurus Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama KH Muhammad Nur Hayid atau yang akrab disapa Gus Hayid. "Yang perlu saya tegaskan terlebih dahulu bahwa tasawuf bukanlah ilmu sesat dan bid'ah yang  dhalalah . Tasawuf dan  sufism  adalah praktik keagamaan yang berdasar pada Al Qur'an dan meneladani akhlak dan prilaku Rasulullah SAW dalam sunnah-sunnahnya," tegas Gus Hayid dalam acara Diskusi Midori di Kampus ITT Yakohama, Jepang, Jumat (9/3). Lebih lanjut Gus Hayid pun mengurai sejarah tasawuf dan praktik sufi

ISLAM AGAMA CINTA DAMAI

Gambar
Islam Agama Cinta Damai Sebelum membahas islam sebagai agama yang damai, setiap individu hendaknya mengetahui hakikatnya sebagai manusia itu apa. Hakikat manusia adalah didalam Al Qur,an di temukan tiga kosakata yang berbeda dengan makna manusia. akan tetapi mempunyai subtansi yang berbeda. 1.         Basyar Berhubungan dengan sifat biologis, yang berarti manusia makan dan minum. 2.         Insan Disebutkan dalam Al Qur’an sebanyak 65 kali yang mana Insan berarti makhluk yang menjadi dan terus bergerak maju ke arah kesempurnaan. 3.         An Nas Disebutkan dalam Al Qur’an sebanyak 240 kali yang mana Al Nas ini menunjuk kepada manusia sebagai ,akhluk kolektif. Manusia yang paham akan hakikatnya sebagai manusia tidak akan membahayakan manusia lainnya. Baik dengan pola berpikir, berperilaku, maupun sadar dalam berinteraksi sosial. maka akan salah ketika manusia tersebut menganut ajaran sesat yang jauh dari ajaran islam sesungguhnya Perbedaan keyakinan tidaklah m

Pesantren Radikal Harus Dibubarkan

Gambar
Pesantren Radikal dan Anti-NKRI Harus Dibubarkan Aom Karomani, Wakil Ketua PWNU Lampung Faizin,  NU Online  | Ahad, 13 Mei 2018 22:30 Pemerintah melalui Kementerian Agama RI akan membuat peraturan baru terkait perizinan pendirian pesantren. Jika sebelumnya perizinan bisa diurus di tingkat kabupaten, maka kedepan proses pendirian pesantren akan ditangani langsung Kementerian Agama tingkat pusat. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi berdirinya pesantren-pesantren yang anti Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Selain itu pemerintah juga tidak akan memberikan bantuan apapun kepada pesantren yang anti NKRI serta tidak akan mengakui ijazah pesantren tersebut. Membahas hal ini, Muhammad Faizin dari  NU Online  melakukan wawancara terkait kebijakan pemerintah ini dengan Wakil Ketua Tanfidziyah PWNU Lampung Aom karomani yang juga Wakil Rektor Universitas Lampung, Ahad (13/5). Profesor Ilmu Komunikasi ini menjelaskan berbagai hal tentang hubungan pondok pesantren yang ra

Pengertian Islam Radikal

Gambar
Apa Pengertian Islam Radikal? Ini Penjelasannya ilustrasi: sutrisnobudiharto.net Kata radikal yang dimulai dengan nama agama, misalnya Islam radikal, lazim digunakan untuk mengacu kepada kelompok beragama dengan ekspresi tertentu.   Menurut Kepala Biro Hubungan Masyarakat, Data, dan Informasi Sekretariat Jenderal Kementerian Agama RI Mastuki Hs, istilah radikal berasal dari kata raddict yang berarti mendalam atau mengakar.  Pada makna tersebut, menurut dia, memiliki citra positif. Namun, ketika kata itu dikaitkan dengan agama, memiliki makna yang positif dan negatif.    Beragama secara  raddict  atau radikal yang berarti mengakar, mendalam, menjiwai, lanjutnya, itu sangat baik dalam beragama. Bahkan sangat dianjurkan.  “Orang yang radikal dalam menghafal hadits, memahami agama secara mendalam itu bagus sekali,” katanya pada  Pelatihan In-dept Reporting Media Online  yang digelar Bimas Islam, Jakarta Pusat, Kamis (15/3).  Sikap radikal dalam beragam

Menjaga Indonesia Tetap Damai

Gambar
Menjaga Indonesia Tetap Damai arah.com Dalam negara demokrasi, setiap orang berhak menyampaikan aspirasinya secara damai. Melakukan demonstrasi kini menjadi hal yang umum yang dilaksanakan oleh publik, terkait dengan isu-isu yang menjadi perhatian mereka.      Umat Islam Indonesia, sudah tiga kali menggelar demonstrasi terkait dengan dugaan penistaan Al-Qur’an oleh Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Dalam koridor UU, yaitu demonstrasi yang tidak melewati batas pukul 18.00, maka semua aksi tersebut berjalan dengan damai. Kemampuan umat Islam untuk menjaga kekompakan dengan menyampaikan aspirasinya secara damai ini menunjukkan wajah Islam yang berbeda dari dunia Islam di tempat lain. Ini akan menunjukkan bahwa Islam di Indonesia bisa menjadi perwujudan Islam yang ramah di dunia. Umat Islam Indonesia mampu menunjukkan bahwa Islam Indonesia mampu mengamalkan ajaran Rasulullah tentang etika menyampaikan pendapat atau menghargai keberadaan orang lain. Para pemimpin d

KURANGI INTOLERANSI

Gambar
Kurangi Intoleransi dengan Diskusi Suarakan Islam Damai Diskusi suarakan islam damai Abdul Muiz,  NU Online  | Sabtu, 30 Juni 2018 19:00 Depok,  NU Online Fenomena intoleransi masih marak di berbagai sektor, tak terkecuali di wilayah yang paling kecil di akar rumput, pedesaan. Padahal, keragaman menjadi sunnatullah, hal yang tidak bisa dihindari. Oleh karena itu, Yayasan Inklusif bekerja sama dengan Gusdurian dan Sekalilagi.id menggelar diskusi dengan tema "Menyuarakan Islam Toleran dan Damai" di Pondok Laras, Depok, Sabtu (30/6). Kegiatan yang diimoderatori oleh Gamal Ferdhi itu menghadirkan tiga pembicara, yakni Presidium Gusdurian Muhammad Subhi Azhari, Tokoh Muda NU Savic Ali, dan Pipit Aidul Fitirana dari Maarif Institute. Subhi menjelaskan bahwa keragaman bukanlah sesuatu yang mesti ditakuti atau diupayakan agar hilang. "Itu mempengaruhi pola pikir bagaimana Islam itu berhubungan dengan orang lain, non-muslim misalnya," katanya.

Demokrasi Pemerintahan Islami

Demokrasi Pemerintahan Islami Demokrasi secara etimologis berarti “pemerintahan oleh rakyat” dan ini membedakannya dari pola pemeritahan apapun yang legitimasinya tidak berasal dari pilihan rakyat. Abraham Lincoln mendefiniskan demokrasi “pemerintahan rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.” Dari definisi ini diantara kelompok Islam ada yang mengkontroversikannya bila dipraktekkan dalam kenegaraan atau urusan  siyasah . Sahkah sistem demokrasi yang mengadopsi pemikiran dari Barat atau sebut saja mereka mengatakan sistem ini “kafir”. Apalagi penisbatan hukumnya yang dinisbatkan pada manusia. Mereka mengatakan manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan akalnya terbatas mengapa sistem yang jelas-jelas terbatas ini digunakan dalam negara atau bahkan menjadi dasar negara? Demikianlah pertanyaan serta permasalah yang tiada hentinya menyudutkan demokrasi. Karakteristik Demokrasi Mari kita coba untuk mencari apa sebenarnya demokrasi itu. Sadek Jawel Sulaiman memberikan karakteristik sis