Bersama Membangun Bangsa dalam Keberagaman

Bersama Membangun Bangsa dalam Keberagaman
Maraknya tindakan  intoleransi dan kekerasan antarumat beragama yang berkembang saat ini membuat Forum Pengasuh Pesantren Muda (FP2M) Jawa Timur mengadakan kunjungan dan Dialog Lintas Iman dengan tema “Bersama dalam Keberagaman untuk Membangun Bangsa” ke Komunitas Gusdurian Yogyakarta. 

Acara tersebut bertempat di Forest Kitchen & Gelato, Kamis (18/8). Hadir dalam acara tersebut antara lain Pengasuh Muda dari Jawa Timur, Gusdurian Jogja, dan Delegasi lintas Iman, Gus, pendeta, dan Pastur Yogyakarta. 

“Tujuan dilaksanakan acara ini yang pertama adalah silaturahim dan menjalin hubungan hati-ke hati antarumat beragama,” kata Zahrul Azhar As’ad. 

Gus Han, sapaan akrabnya menambahkan bahwa komunikasi antarumat beragama yang ada di Indonesia diharapkan menjadi panutan bagi keberagaman dan keberagamaan di seluruh dunia.

“Banyak sekali kasus intoleransi antarumat beragama yang terjadi. Bisa jadi yang melakukan malah bukan dari orang yang beragama dan tidak memiliki pengetahuan agama yang dalam. Tetapi memanfaatkan agama untuk kepentingan mereka dan mendapatkan keuntungan,” lanjut Gus Han.

Robertus Triwidodo PR, Pastur Gereja Katholik Santrobetus Paulus menjelaskan bahwa di Jogja sendiri yang kita kenal sebagai  The City Of Tolerance belakangan ini juga marak laku intoleransi antar umat beragama. Beberapa kasus misalnya penutupan tempat ibadah, pelarangan aktivitas ibadah dan lain sebagainya. 

“Ini adalah tantangan kita bersama, bagaimana membangun kerukunan di dalam masyarakat di tengah keberagaman ini. Kalau kita kuat dalam membangun kerukunan, seperti rumput kalau akarnya sudah kuat dan rekat meskipun ada provokasi pasti akan kuat juga,” tegasnya.

Indrianto Adiatmo selaku pendeta di GKJ Solo Berharap bahwa para pemuda di indonesia memiliki sikap keterbukaan dan toleransi yang sama seperti yang dilakukan oleh Forum Pengasuh Pesantren Muda dan juga Gusdurian. 

“Satu yang menjadi pedoman agama Islam khususnya NU dan Insyaallah agama lain juga sepakat bahwa mari kita eratkan tali persaudaraan kita dan janganlah kita berpecah belah. Mari kita bersama mengembalikan semangat dan kesadaran untuk menghargai kebhinekaan dan tidak terjebak dalam gerakan-gerakan intoleransi sampai pada perilaku kekerasan,” jelas Misbakhul Munir pengasuh Pesantren Pare Kediri. (Muhlisin/Fathoni)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Forum Kyai dan Mubaligh Nusantara Tolak People Power

Toleransi Beragama: Perbedaan itu Rahmat

Status Indonesia sebagai Negeri Islam dalam Kajian Fiqih