KH Malik Madani: Islam, Agama Cinta Damai

 

KH Malik Madani: Islam, Agama Cinta Damai
Islam berkait dengan kata salamas-silmuas-salmu, dan as-salam yang semuanya mengacu pada pengertian keselamatan dan kedamaian.<>

Islam juga masuk ke Nusantara ini, khususnya ke Jawa, dengan cara-cara yang damai, dan itu sesuai dengan karakteristik dan jatidiri agama Islam.

Di samping itu Islam juga mengacu pada pengertian kepasrahan diri sepenuhnya kepada Allah SWT, dan pada aturan-aturan yang digariskan oleh Allah SWT.

Demikian dijelaskan oleh KH A. Malik Madani, Katib Aam PBNU, dalam acara Mujahadah dan Semaan al-Quran dalam rangka Tasyakuran Ulang Tahun Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat yang ke-266 di Pagelaran Kraton Ngayogyokarto, Selasa (9/4) lalu.

Kiai Malik juga menjelaskan bahwa antara Kraton dengan Islam mempunyai hubungan yang tak terpisahkan satu sama lain. Islam dapat hidup berdampingan dengan damai, bahkan dengan harmonis dengan budaya dan nilai-nilai masyarakat Jawa.

“Di Nusantara, khususnya di Jawa, Islam telah menunjukkan dirinya sebagai agama perdamaian, din as-salamah, agama yang cinta pada perdamian, bukan agama yang garang, sangar. Itulah yang diajarkan oleh para ulama Nusantara di langgar-langgar, seperti yang diajarkan baginda Rasulillah SAW.” tegasnya.

Lebih lanjut Kiai Malik menegaskan bahwa para ulama mengatakan, uluk salam, walaupun mengucapkan salam hukumnya sunnah, tetapi menjawabnya adalah wajib. Ucapan salam adalah konteksnya untuk mendatangkan perdamaian. Namun, ucapan salam itu tidak cukup diucapkan secara lisan semata, tapi perlu dihayati dengan seksama dalam sanubari.

“Karena selama ini kita banyak menyalahgunakan ucapan salam hanya seperti mengucapkan jampi-jampi tidak kita hayati dalam batin kita. Sehingga, tidak salah almagfurlah KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) pernah berpendapat untuk menggantikan ucapan salam dengan ‘selamat pagi’ atau ‘selamat sore’. Upaya Gus Dur itu merupakan otokritik kepada kita yang hanya menjadikan ucapan salam sebagai jampi-jampi, dan tidak dihayati sebagai manifestasi perdamaian,” lanjutnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Forum Kyai dan Mubaligh Nusantara Tolak People Power

Toleransi Beragama: Perbedaan itu Rahmat

Status Indonesia sebagai Negeri Islam dalam Kajian Fiqih