Hadapi Gerakan Intoleran Tak Bisa dengan Kekerasan



Semangat masyarakat tidak boleh luntur untuk memerangi gerakan intoleran. Sebab, diam-diam kelompok intoleran terus bergerak menebar propaganda di tengah-tengah masyarakat.
Hal tersebut diungkapkan juru bicara Asosiasi Para Gus (Asparagus) Kabupaten Jember, Jawa Timur, H Mudhar kepada NU Online di Jember, Ahad (12/8).
Menurutnya, sepak terjang gerakan intoleran kian mengkhawatirkan. Mereka menyusup di berbagai lini kehidupan, termasuk di perguruan tinggi. Targetnya adalah menanamkan ideologi yang ‘berbeda’ dari  kultur masyarakat Indonesia pada umumnya.
“Kalau itu dibiarkan maka akan terjadi konflik horisonal, yang ujung-ujungnya akan menggerus keutuhan NKRI,” tukasnya.
Ia mengaku ngeri membayangkan seandainya gerakan intoleran menjadi kekuatan besar di tanah air. Sebab, saat ini saja ketika mereka masih menjadi kekuatan minoritas, sepak terjangnya sudah begitu rupa dan cenderung menghantam kemapanan yang telah ada. “Karena itu kita wajib waspada,” lanjutnya.
Walaupun demikian,  H Mudhar berharap agar tidak ada tindakan yang kontra produktif dalam melawan gerakan intoleransi. Tidak boleh ada kekerasan. Sebab, kekuatan  ideologi tidak bisa dikalahkan dengan kekerasan. Sebab, tempatnya ideologi adalah di hati.
“Salah satu  caranya melawan adalah memperkuat kultur Ahlussunnah wal Jamaah di tengah-tengah masyarakat,” jelasnya sambil menambahkan bahwa beberapa hari lalu, Aspargus dari berbagai daerah telah berkumpul di sebuah pesantren di Jember untuk menyikapi gerakan intoleran. (Aryudi Abdul Razaq/Kendi Setiawan)
Sumber : www.nu.or.id
#muslimsejati

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Forum Kyai dan Mubaligh Nusantara Tolak People Power

Toleransi Beragama: Perbedaan itu Rahmat

Status Indonesia sebagai Negeri Islam dalam Kajian Fiqih