HAJRAN JAMILA (HIJRAH YANG INDAH)

Kaum muslimin akan memasuki tahun baru hijriyah 1440 H,  semoga perubahan tahun ini juga sekaligus terjadi perubahan kondisi kaum muslimin ke arah yang lebih baik. 

Peristiwa hijrah ini adalah sebuah peristiwa mengingatkan kepada kita terhadap perjalanan panjang perjuangan da'wah dan jihadnya Rasulullah saw dan para sahabat radhiyallohu anhum ajma'in.  Dua periode yang dilalui oleh Rasulullah saw yaitu periode mekkah dan madinah dan titik temu dua periode ini adalah momentum hijrah.  Hijrah adalah merupakan titik perubahan kaum muslimin dari kelompok yang tertindas kemudian menjadi kelompok yang memimpin dunia dengan misi RAHMATAN LIL 'ALAMIIN. 

Berbicara tentang hijrah ada dua hal yang perlu kita ketahui yaitu hijrah makaniyah yaitu hijrah teritorial atai hijrah tempat. Di masa Rasulullah , beliau dan para sahabat berhijrah dari mekah ke madinah dan ini yang disebut dengan hijrah tempat.  Hijrah ini membutuhkan syarat dan tidak sembarangan orang harus berpindah dari suatu negeri ke negeri yang lainnya.

Ada juga yang disebut dengan hijrah maknawiyah.  Hijrah  nilai ini yang hakiki atau ia merupakan hakekatnya hijrah.  Hijrah maknawiyah ini juga dikenal dengan sebutan hijrah bathiniyah.  Hijrah yang bersifat bathiniyah ini menjadi prioritas utama sebelum melaksanakan hijrah zhahiriyah (hijrah pisik). Sebab tidak ada artinya orang yang hanya berpindah tempat namun nilai yang di bawanya tetap pada nilai yang salah. 

Rasulullah saw bersabda:

وَالْمُهَاجِرُ مَنْ هَجَرَ مَا نَهَى اللَّهُ عَنْهُ
orang yang hijrah adalah orang yang hijrah dari apa yang telah dilarang Allah swt. (H.R. Bukhari, Abu Dawud, dan Nasa’i)

Dampak negatif yang mungkin timbul jika tidak ada tahapan prioritas dalam melaksanakan hijrah:

1. Hijrah hanya mengevakuasi (memindahkan)  orang - orang yang sakit moral dan perilakunya,  dari satu struktur atau teritorial ke struktur atau teritorial lain.  Bahaya yang akan timbul adalah dia akan menyebarkan penyakit yang di bawanya ke struktur dan tempat yang baru.  Artinya hijrah ini tidak berhasil mengadakan perubahan nilai dari nilai jahili kepada nilai islami.  Contoh sebelum hijrah orang itu ekstrim,  radikal tapi setelah berpindah ke tempat lain tetap ekstrim,  radikal bahkan tambah radikal.  Dulunya perampok setelah berpindah tetap menjadi perampok.  Dulunya suka memaki orang setelah berpindah tetap memaki orang.  Bahkan menularkan kebiasaan buruknya kepada orang - orang dilingkungan yang baru. 

2. Hijrah tidak akan mampu membangun,  mempertahankan apalagi menawarkan peradaban alternatif bagi kemanusiaan,  melainkan hanya melahirkan suatu institusi atau wahana baru bagi pembiasan nilai dan tradisi lama yang disepuh dengan idiom - idiom simbul baru.  Ini artinya yang berubah dari proses hijrah itu hanya slogan.  Bahkan kecendrungan yang terjadi,  kesalahan - kesalahan perilaku yang dilakukan orang - orang hijrah seperti ini biasanya dibenarkan oleh dalil - dalil yang mereka paksakan. 

Ini menunjukkan kegagalan hijrah itu sendri.  Orang tidak tertarik dengan metode yang Indah ini,  karena tertutup dengan sebuah tindakan keliru dari pelakunya.  Di sini letak perbedaan yang sangat mencolok dari generasi umat islam yang sekarang dengan generasi umat islam di masa Rasulullah saw.  Beliau dengan para sahabatnya menjadi cacian dan hinaan orang - orang yang tidak suka dengan islam lantaran mereka mengamalkan islam dan mereka Ridho menerimanya.  Sedangkan generasi sekarang yang salah dalam mengaplikasikan islam,  nama islam menjadi cemar disebabkan tingkah laku mereka yang salah dalam mengamalkan islam. 

Wallohu a'lam bish shawab. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Forum Kyai dan Mubaligh Nusantara Tolak People Power

Toleransi Beragama: Perbedaan itu Rahmat

Status Indonesia sebagai Negeri Islam dalam Kajian Fiqih